News & Events
Profil Alumnus IBLAM School of Law: Desmond J Mahesa

Desmond J Mahesa merupakan salah satu politisi Indonesia yang namanya cukup populer. Selain karena kariernya yang gemilang sebagai DPR dan politikus, Beliau juga terkenal sebagai mantan aktivis 98.
Ia merupakan salah satu aktivis pro demokrasi pada masa pemerintahan Orde Baru. Penasaran bagaimana profilnya? Informasi selengkapnya akan kami ulas tuntas pada artikel berikut ini.
Profil Desmond J Mahesa
Desmond J Mahesa atau Desmond Junaidi Mahesa merupakan politikus dari partai Gerindra yang memiliki nama besar serta cukup populer di Indonesia. Namanya keluar sebagai Wakil Komisi Hukum DPR serta Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Desmond J Mahesa merupakan putra kelahiran Banjarmasin, tepatnya pada 12 Desember 1965. Ia merupakan putra dari pasangan Muchtar dan Sa’diah.
Pria kelahiran Banjarmasin tersebut sebenarnya memiliki nama kecil yaitu Junaidi. Ia lahir dari keluarga sederhana, ayahnya merupakan petani dan buruh, sedangkan ibunya adalah pedagang telur.
Lahir dari keluarga sederhana dan tumbuh pada lingkungan kumuh di wilayah Batuah, kehidupan masa kecil Junaidi penuh perjuangan. Dirinya terbiasa bekerja kasar demi bisa terus bersekolah.
Meskipun sempat mendapatkan uluran tangan dari saudara jauhnya untuk membiayai pendidikan. Namun pada saat masuk ke Perguruan Tinggi, Ia mencoba untuk mandiri dan membiayai sekolahnya sendiri.
Junaidi berusaha untuk membiayai sekolahnya dengan cara bekerja serabutan. Sudah tidak terhitung seberapa banyak pekerjaan yang Ia lakukan di pasar Batuah. Mulai dari menjadi cleaning service, kuli bangunan, hingga menjadi penarik becak pun sempat Ia lakoni.
Sebagai mahasiswa berprestasi, Junaidi pada kala itu juga aktif mengkuti sejumlah organisasi. Pada saat itu, dirinya aktif dalam organisasi Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Unlam, Angkatan Muda Baitul Hikmah dan Lingkungan (KSHL), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, tulisan-tulisannya juga sempat termuat pada koran Banjarmasin Post. Opini-opininya yang tajam dan frontal pada tulisannya membuat sosok Junaidi ini banyak menuai atensi.
Bagi masyarakat Indonesia, nama Junaidi atau Desmond J Mahesa mulai terkenal semenjak dirinya menjadi anggota DPR RI mewakili Kalimantan Timur. Pada saat yang sama, Ia juga masuk sebagai anggota fraksi partai Gerindra.
Riwayat Pendidikan Desmond J Mahesa

(credit: instagram.com/desmondjunaidimahesa)
Junaidi merupakan putra asli yang lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Lelaki kelahiran 1965 tersebut menempuh pendidikan dasar di SD Karya Masyarakat yang terletak di kabupaten Banjar. Selepas SD, dirinya kemudian melanjutkan studi di SMP 7 Banjarmasin, yaitu pada tahun 1981-1983. Lalu Ia juga melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas di SMA 7 Banjarmasin yaitu pada 1983-1986.
Selepas SMA Junaidi melanjutkan ke perguruan tinggi, yaitu pada Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin. Pada tahun tersebut, namanya cukup populer karena menjadi bagian dari aktivis yang menentang pemerintahan Orde Baru.
Pada tahun 1989-2004 nama Junaidi tertunjuk dalam Program Lingkungan Hidup GTZ yang merupakan kerja sama antara Indonesia-Jerman. Penunjukannya ini merupakan salah satu titik balik yang mengubah kehidupan seorang Junaidi.
Selanjutnya pada tahun 1996, dirinya memutuskan untuk pindah ke pulau Jawa dan bekerja sebagai direktur pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Pada saat itulah Ia melakukan pengubahan nama menjadi Desmond J Mahesa.
Perubahan nama tersebut Ia lakukan pada Pengadilan Negeri. Desmond Junaidi Mahesa atau Desmond J Mahesa kemudian menjadi nama yang Ia pakai hingga akhir hayatnya.
Setelah bekerja di LBH, dirinya juga aktif pada berbagai organisasi. Berikut ini beberapa daftar organisasi yang digeluti.
- Konsorsium Pembaruan Agraria (1994).
- Presidium Nasional Walhi (1995-1996).
- Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa untuk Perjuangan Demokrasi (SPIDE).
- Forum Demokrasi (Fordem).
Tragedi penculikan yang terjadi pada tahun 1898 juga membawa nama Desmond J Mahesa. Dirinya bersama berbagai aktivis lain mengalami penculikan karena menentang rezim yang berkuasa masa itu.
Selepas selamat dari penculikan, Desmond J Mahesa kemudian membuka firma hukum. Kantor hukum Des & Des yang berdiri sejak tahun 1998 kemudian berganti nama menjadi TREAD’S Associate pada tahun 2000.
Firma hukum ini memiliki prestasi yan cukup mencuri perhatian karena menangani berbagai kasus besar. Sebut saja kasus Bank Kesawan, Bank CIC, Kasus Planet Bali, hingga Kartini di Uni Emirat Arab pun pernah Ia tangani.
Selain menekuni kesibukan mengurus kantor hukum, Desmond juga kembali melanjutkan pendidikan S2. Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM menjadi pilihannya untuk menuntaskan gelar Magister.
Karier Desmond J Mahesa di Kancah Politik
Terkenal sebagai praktisi hukum berintegritas, karier Desmond J Mahesa juga tidak kalah bersinar. Pada 1 Oktober 2009, Ia mengikuti pelantikan sebagai anggota DPR mewakili Kalimantan Selatan. Saat itu Desmond duduk sebagai Anggota DPR Komisi III dari Fraksi Gerindra sekaligus merangkap menjadi Badan Anggaran DPR RI.
Pada masa kareirnya pria kelahiran Banjarmasin tersebut sempat menduduki berbagai posisi. Antara lain sebagai Ketua DPP Partai Gerindra, Anggota Badan Musyawarah DPR RI, serta menjabat sebagai direktur pada Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) Jakarta.
Selama menjadi anggota DPR dan berkarier di Senayan, pria yang identik tampil dengan kepala plontos tersebut juga produktif hingga berhasil menelurkan 3 buku. Buku karyanya antara lain Menggugat Logika APBN: Politik Anggaran Partai Gerindra yang ia tulis bersama Feri Djami Francis terbit pada tahun 2012.
Selain itu pada tahun yang sama Ia juga menulis buku berjudul Presiden Offside: Kita Diam atau Memakzulkan, serta DPR Offside: Otokritik Parlemen Indonesia yang kemudian terbit pada 2013. Karier Desmond J Mahesa terus menanjak, baik sebagai praktisi hukum maupun politisi. Citra baik yang Ia tinggalkan akan terus terkenang meskipun kini dirinya sudah tutup usia.
Desmond J Mahesa Alumnus STIH IBLAM
Desmond J Mahesa adalah salah satu alumni STIH IBLAM. Pada saat itu, Desmond mengambil pendidikan S2 dan mendapatkan gelar Magister. Tugasnya yakni sebagai anggota legislatif yang menangani ranah hukum membuatnya harus mencari kualifikasi yang tepat. STIH IBLAM menjadi lembaga yang Ia pilih. Sebab menurutnya kampus tersebut merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan hukum dan politik Indonesia.
Bagi Anda yang memiliki cita-cita untuk bekerja pada bidang hukum, IBLAM adalah pilihan yang tepat untuk mendukung hal tersebut. Selain memiliki tenaga pengajar yang kompeten dan profesional, kampus kami juga menyediakan pilihan konsentrasi pembelajaran hukum yang luas.
Visi kami tidak hanya ingin menciptakan lulusan-lulusan terbaik pada bidang hukum. Tetapi juga menciptakan lulusan yang memiliki integritas dan siap bersaing pada kancah global. Jadi jangan ragu untuk bergabung dan mewujudkan mimpi Anda bersama IBLAM.
Berita dan Event Lainnya
Lihat Semua >
Berapa Besarnya Biaya Kuliah Hukum? Berikut Rinciannya!

Mengenal Jenis-jenis Negosiasi dalam Ranah Hukum
