Belajar Filsafat Hukum, Seru dan Tidak Membuat Dahi Berkerut

Mar 13, 2024 | Berita | 0 comments

Jangan dulu berkerut ketika Anda membaca atau mendengar istilah ‘filsafat hukum’, mempelajarinya tidak serumit yang Anda bayangkan. Belajar filsafat, Anda akan belajar tentang logika. Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan karena memiliki metode, logika, dan sistem. Cabang ilmunya ada banyak mulai dari agama, pendidikan, sastra, sampai hukum.

Memahami Apa Itu Filsafat Hukum

Belajar filsafat hukum artinya Anda akan mempelajari tingkah laku atau etika yang terkait dengan hukum. Bisa juga mempelajari hukum secara filosofis. Hukum menjadi objek dalam bidang ilmu ini. Anda akan mengkajinya secara menyeluruh sampai pada intinya. Mahasiswa hukum akan mendapat materi ini terlebih dahulu sebelum belajar hukum lebih dalam.

Selain itu, Anda juga akan mengetahui makna filosofis dari penertiban hukum, mengatasi pertikaian, dan memelihara aturan yang ada. Salah satu tujuannya adalah agar rasa keadilan dalam masyarakat itu ada dan bisa terwujud.

Pasti banyak yang bertanya apa sih hukum itu sebenarnya? mengapa kita harus menaatinya? apakah benar keadilan menjadi patokan baik dan buruk? Pertanyaan-pertanyaan tersebut ada dalam ilmu hukum, akan tetapi banyak yang kurang puas karena terlampau teoretis. Filsafat hukum belajar hukum sebagai sebuah kaidah. Maknanya bisa lebih dalam dan logis.

Pemahaman lain tujuan filsafat hukum untuk mencari tahu yang tidak terlihat dari hukum, menelisik hukum sebagai suatu pertimbangan, dan mempelajari hukum sampai ke akar-akarnya. Sehingga bukan sekadar ilmu atau teori saja, akan tetapi ada alasan besar mengapa harus ada aturan dan apakah itu cukup memberi rasa keadilan bagi masyarakat.

Apa Manfaat Belajar Filsafat Hukum?

Manfaat Belajar Filsafat Hukum

Sudah memahami apa itu filsafat hukum? Selanjutnya yang harus Anda mempelajari apa saja yang ada di filsafat hukum? Apakah Anda akan diajak berpikir keras? Tentu tidak. Filsafat akan mengajak Anda untuk berpikir kritis, tidak sekadar teori. Sehingga ketika Anda menjadi praktisi di lapangan benar-benar paham penerapan tidak hanya mengutip teori secara text book.

Sebagian besar mahasiswa hukum pasti bertanya, apa manfaat belajar filsafat hukum. Apakah tidak cukup hanya mempelajari ilmu hukum saja? Pertanyaan seperti ini sering muncul apalagi ketika mendengar kata ‘filsafat’ sebagian besar orang akan berpikir sesuatu yang rumit.

Belajar filsafat akan mengajak kita belajar sesuatu yang berbeda. Pertama, cara berpikir yang bersifat menyeluruh atau holistik. Kita tidak hanya diajak belajar apa yang tertulis di buku pelajaran saja, akan tetapi berpikir kritis, berwawasan luas, dan terbuka. Selain itu kita juga akan belajar menghargai pemikiran, pendapat, dan prinsip yang dimiliki orang lain. Bisa jadi pemikiran tersebut berbeda dengan kita.

Filsafat Hukum Belajar Apa Saja?

Mahasiswa hukum yang belajar tentu diharapkan tidak bersikap kaku dan berpikir konvensional bahwa pengetahuan yang dia miliki adalah segalanya dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Karakter lain adalah kita diajak melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan berpikir kritis. Apa yang kita pelajari bukan hanya hukum positif saja, akan tetapi juga mampu mengkritisinya.

Jika memahami hukum sebagai ilmu alias persis yang terdapat dalam buku-buku teori, maka mahasiswa hukum tidak akan bisa memanfaatkan dan mengembangkan ilmunya ketika dia menjadi aparat penegak hukum. Dia hanyalah menjadi kepanjangan tangan dari undang-undang yang ada. Padahal undang-undang tersebut kadang kala tidak sesuai lagi dengan zamannya.

Anda juga harus tahu salah satu sifat filsafat adalah spekulatif. Kendati demikian, Anda tidak bisa mengartikannya dengan sesuatu yang negatif. Semua ilmu berawal dari sifat spekulatif, namun dari situ Anda diajak untuk berinovasi dan mencari sesuatu yang baru. Anda perlu memahami, tindakan spekulatif bukan berarti terburu-buru. Tindakan tersebut harus tetap terarah dan ada pertanggungjawabannya secara keilmuan. Dengan demikian ilmu hukum dapat berkembang.

Berikutnya, filsafat bersifat reflektif kritis. Dari pemahaman tersebut kita akan diminta untuk menganalisis persoalan hukum secara rasional dan terus mengkritisi melalui pertanyaan-pertanyaan.

Jawaban tidak hanya berasal dari sesuatu yang terlihat, akan tetapi nilai yang tersembunyi di baliknya. Analisis tersebut akan menyokong Anda untuk bersikap lebih bijaksana ketika berhadapan dengan masalah.

Anda juga akan mempelajari etika profesi hukum secara filosofis. Dengan demikian, lulusan sekolah hukum akan mampu mengemban amanah sesuai dengan profesinya, karena dia sudah memahami profesi mereka secara filosofis. Tidak hanya dari satu sisi saja.

Sulitkah Belajar Filsafat Hukum?

Pertanyaan ini seringkali muncul dari mereka yang baru belajar atau tertarik belajar hukum. Apalagi mendengar kata filsafat, yang bagi sebagian orang sudah memberi kesan rumit. Tidak perlu khawatir, Anda bisa mempelajarinya dengan asyik dan seru. Anda hanya perlu membuka pikiran dan wawasan Anda dan tidak berpikir konvensional.

Pertama, berpikirlah terbuka dengan mempelajari fenomena hukum yang ada di sekitar Anda. Semisal sekarang ini masih banyak penerapan hukum yang belum tepat. Mereka yang seharusnya tidak dihukum berat, justru mendapatkan vonis yang berat. Sebaliknya mereka yang seharusnya mendapatkan vonis berat, justru mendapatkan keringanan baik di tingkat banding ataupun kasasi.

Kedua berpikir kritis terhadap adanya undang-undang yang seharusnya digunakan untuk menjerat atau memberikan efek jera justru menguntungkan sebagian pihak. Berpikir kritis seperti ini akan membuat Anda lebih bisa menerapkan ilmu secara tepat dan tidak kaku. Selain itu juga berpikir kritis terhadap bagaimana aparat hukum bersikap ke pelaku kejahatan.

Perbedaan sikap terhadap mereka yang berduit dengan pelanggar hukum yang tidak mampu seringkali berbeda. Padahal kejahatan yang dilakukannya sama. Selain itu Anda juga perlu membuka wawasan dengan mempelajari hal baru dan melihat respons masyarakat.

Jika ada satu kasus besar dan menyangkut kepentingan orang banyak, pastilah jadi sorotan. Jika Anda mempelajari hukum, bisa berpikir kritis apakah reaksi masyarakat tersebut akan berpengaruh atau tidak.

Selanjutnya tekanan dari penguasa. Pernah mendengar istilah hukum tajam ke bawah, namun tumpul ke atas? Istilah tersebut mungkin benar adanya. Anda harus kritis dan berpikir bagaimana penerapan hukum dan undang-undang apakah sudah sesuai dan tidak mencederai rasa keadilan. Belajar filsafat hukum memang mengajak Anda berpikir kritis dan mungkin out of the box!

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *